Peristiwa mengejutkan ini pertama kali terungkap saat seorang tetangga merasa curiga karena sejak pagi rumah korban terlihat sunyi. Padahal, sehari-hari Ani dikenal sebagai sosok yang cukup aktif dan sering berkunjung ke rumah sanak saudara.
"Biasanya pagi-pagi Nyai sudah kelihatan duduk di depan rumah atau keluar jalan. Hari ini sepi sekali. Begitu dicek, ternyata sudah meninggal," ungkap seorang warga setempat yang enggan disebut namanya.
Temuan mengejutkan itu langsung dilaporkan warga ke perangkat desa dan kepolisian. Tak lama berselang, petugas pun memasang garis polisi di lokasi kejadian untuk kepentingan penyelidikan.
Kepala Desa Sungai Ruan, Jauhari, membenarkan kabar duka tersebut.
"Benar, salah seorang warga kami ditemukan meninggal dunia di rumahnya. Soal penyebab pastinya belum bisa kami pastikan karena masih dalam penyelidikan pihak kepolisian," jelas Jauhari.
Hasil pemeriksaan awal oleh Dokter Zakuan Rais dari Puskesmas setempat menemukan luka pada tubuh korban yang mengarah pada dugaan adanya benturan benda tumpul. Temuan tersebut semakin menambah tanda tanya besar di tengah masyarakat.
Rumor pun berembus kencang. Ada dugaan motif ekonomi yang melatarbelakangi tragedi ini, mengingat korban dikabarkan baru saja menerima bantuan uang dari pemerintah. Namun, dugaan itu masih sebatas bisik-bisik warga dan belum terkonfirmasi secara resmi oleh pihak kepolisian.
Kanit Reskrim Polsek Maro Sebo Ulu turut membenarkan adanya laporan penemuan jasad korban. Namun, proses hukum masih belum dapat dilanjutkan karena pihak keluarga belum membuat laporan resmi ke polisi.
"Kami memang sudah turun ke lokasi dan melakukan olah TKP. Namun sampai saat ini kami masih menunggu pihak keluarga korban membuat laporan polisi agar penyelidikan bisa dilanjutkan secara resmi," tegas Kanit Reskrim.
Di sisi lain, pihak keluarga menolak dilakukannya otopsi terhadap jenazah Ani. Sikap tersebut membuat aparat kepolisian tidak dapat melangkah lebih jauh untuk memastikan penyebab pasti kematian korban, apalagi jika ada dugaan tindak pidana di balik peristiwa ini.
Diketahui, Ani sehari-hari tinggal hanya bersama anaknya yang merupakan penyandang disabilitas mental (ODGJ). Kondisi ini pula yang memicu rasa prihatin warga sekitar, sekaligus kekhawatiran adanya tindak kriminal yang memanfaatkan kerentanan korban.
Kepala Desa Jauhari pun meminta masyarakat untuk menahan diri dari spekulasi berlebihan dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada aparat hukum. Namun ia juga menegaskan bahwa jika benar terbukti ada kekerasan, pelakunya harus dihukum seberat-seberatnya.
"Kami semua berharap jika memang ada tindakan kekerasan atau motif lain di balik kematian ini, pelakunya bisa segera terungkap dan dihukum seadil-adilnya. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang," ujar Jauhari dengan nada tegas.
Hingga berita ini diturunkan, rumah korban masih dalam penjagaan garis polisi. Warga sekitar masih dihantui rasa duka sekaligus penasaran yang mendalam. Kasus kematian tragis Ani kini menjadi misteri yang menunggu jawaban, sementara langkah hukum terhambat oleh keengganan keluarga untuk melapor ataupun mengizinkan otopsi.
Publik kini menanti keberanian keluarga korban untuk membuka pintu keadilan, agar misteri kematian sang nenek dapat terkuak hingga tuntas.
(TIM Digdaya)